NASIHAT UNTUK SAHABAT

Sahabat, aku melihatmu kemarin begitu murung. Kau kehilangan rasa syukurmu kepada Allah karena dunia yang hilang dari genggaman tanganmu. Dan kau pandangi orang dengan hati yang kufur lagi lupa. Kau pandangi orang dengan iri, seolah kau yang memiliki musibah terbesar. Seolah kau memiliki kehidupan yang paling menyengsarakan.

Jadi, bolehkah aku berbicara sekarang?

Mengapa kau merasa sedih dengan secuil kenikmatan dunia yang tidak Allah berikan untukmu, sedang kau sama sekali tidak tau hikmah yang amat besar dibalik apa yang terjadi itu. Kau sama sekali tidak tahu. Bahkan kau tidak tahu apa yang akan terjadi pada dirimu sepertriliyun detik dari sekarang. Kau tidak tahu apa-apa, sahabat. Sungguh. Sedang  Allah yang Maha Pemberi rezki itulah yang Maha Mengetahui Segala Sesuatu.

Ya.. Dia yang Mengetahui Segalanya. Ia yang mengetahui bagaimana kau, masa depanmu dengan keadaanmu saat diciptakan, dengan nikmat dunia yang Ia berikan. Ia mengetahui apa yang akan terjadi padamu jika Ia menjadikanmu di bumi dengan kondisi demikian dan demikian.. Dan Dia sama sekali tidak pernah mendzolimi hambaNya.

Maka.. Dengarkan aku, sahabat.

Sungguh tak pantas jika kau terus menerus mengeluh dan merasa kurang. Jika kau terus menerus merasa tak bersyukur dengan apa yang telah Ia berikan

Tidak kah aku melihat, betapa banyak orang di luar sana yang hidup dengan kesengsaraan yang lebih besar. Tanpa petunjuk untuk menyembah dan memujiNya. Tanpa hidayah hingga mereka bersedia tunduk kepada selain Allah. Tanpa keberadaan orang tuanya. Tanpa kelengkapan anggota tubuhnya. Sedangkan Allah sudah memberikan itu padamu. Tidak kau melihat?!

Cukuplah engkau dengan keadaanmu yang sekarang. Kelak, kesedihanmu ini sama sekali tidak ada bekasnya. Dan kepedihanmu ini hanya seperti mimpi yang amat singkat. Karena dunia memang penuh tipu daya, sedang akhirat adalah yang kekal.

Sudah.. sudah cukup kau lelahkan diri memandang iri kenikmatan orang lain, menghabiskan waktu dengan berandai-anda tentang si fulan dan si fulan, sementara pilihan untuk menjadi orang yang berbahagia telah terpampang jelas di depan mata.

Cukuplah engkau dengan keadaanmu yang sekarang. Jangan melelah-lelahkan diri dengan mengkufuri nikmat yang Allah berikan untukmu. Sedang pilihan untuk menjadi orang yang berbahagia telah terpampang jelas di pelupuk matamu.

Berbahagialah engkau dengan menjadi hamba Allah yang sebaik-baiknya, dan berbahagialah engkau dengan bertaqwa yang sebenar-benarnya. Sebab tidak ada yang kau cari kecuali ridhoNya. Dan tidak ada yang kau inginkan kecuali kembali kepada keridhoanNya, dan ditempatkan di JannahNya dengan rahmatNya. Dan tidaklah hidup dan matimu kecuali untuk mengharap wajahNya.

Syukuri apa yang ada pada dirimu. Jagalah apa yang telah Allah anugerahkan kepadamu sebagai tanda bersyukur atas nikmatNya yang amat luas. Jagalah dirimu karenaNya. Jadilah wanita yang sebaik-baiknya. Jadilah wanita yang percaya akan janjiNya. Jadilah wanita yang mengisi detik demi detik untuk mengabdi kepadaNya. Jadilah wanita yang menghabiskan waktu untuk beramal dan membuat perbaikan di dunia yang ia menempatinya. Ketahuilah, setitik kenikmatan di surga jauh lebih menggiurkan dari dunia dan seisinya.

— sebenarnya, yang lebih berhak menerima nasihat ini adalah diri saya sendiri.

Leave a comment