Hello World!

Bismillahirahmanirrahim

Alhamdulillah alladzi bi ni’matihii tatimmush sholihat. Tiada yang pantas dan lebih pantas untuk dipuji dengan segala pujian yang agung dan mulia kecuali Allah. Alhamdulillah, dengan nikmatNya lah semua kebaikan menjadi sempurna.

Alhamdulillah, akhirnya kesampaian juga maksud saya untuk menulis dan memposting tulisan tulisan saya di dalam sebuah blog pribadi. Sebenarnya sudah lama sekali saya ingin menulis dan mengepost tulisan saya pada sebuah blog pribadi (meskipun saya tidak tahu apakah tulisan saya bisa disebut tulisan atau tidak), akan tetapi kesibukan yang tiada henti (sibuk tidur, sibuk makan) terkadang menutup pintu-pintu ingatan bahwa  saya ingin sekali membuat blog. Setelah liburan tahun lalu kepengen banget membuat blog (tapi ga jadi karena ga keburu), liburan semester kemarin yang nyaris buat postingan pertama (tapi akhirnya ternyata belum sempat buat dan sedang fokus mengurus SBMPTN), liburan semester yang 5 lalu Allah mengizinkan saya untuk setidaknya memposting minimal satu tulisan (yang berjudul Hello World!)

Semoga blog ini bisa menjadi pengobat lelah dan suntuk atas rutinitas sehari-hari, utamanya sebagai nasihat dan pengingat untuk saya sendiri. Well, karena saya menulis bukan sebagai seorang penulis handal yang jago merangkai kata, bukan pula sebagai seseorang yang ahli dibidang sesuatu, apalagi seorang guru (haduh jauh banget itu mah). Im just a begginer, benar-benar seorang pemula biasa.

Maka dari itu, mungkin teman-teman akan menemukan banyak sekali tulisan yang aneh dan mungkin tidak berkualitas. Jika teman-teman tidak berkenan dengannya, tolong ingatkan saya. Jangan pernah ragu untuk mengingatkan, supaya kita bisa tetap belajar.

Dua Kata

Dua kata

.
.
.
.
Difoto dan memfoto..
Dua kata yang sangat berkaitan dengan salah satu prinsip yang saya miliki, prinsip tersebut adalah saya tidak mau difoto dan tidak mau mengambil foto orang lain. Prinsip ini sudah saya pegang sejak saya SMA.. masih tetap saya pegang sampai sekarang, dan insyaaAllah selamanya. Prinsip ini cukup mencuat dan (akhirnya) diketahui orang lain (terutama teman-teman seangkatan) ketika saya memperoleh tugas kaderisasi himpunan jurusan yang mengharuskan kami (calon kader) berfoto berdua-berdua. Di sana saya berterus terang kepada pengkader bahwa saya tidak bisa mengerjakan tugas tersebut, dan saya mengajukan alternatif tugas sehingga esensi dari tugas tersebut tetap diperoleh. Melalui tugas tersebut, alhamdulillah saya mendapat kesempatan untuk menceritakan secara implisit bahwa saya tidak mau difoto (dan alhamdulillah, saya bersyukur sekali, teman-teman saya dapat diajak kerja sama untuk ini. terima kasih banyak ya guys). Dan in the end of the day, nametag osjur saya jadi lebih banyak dicari dibanding sayanya. hahaha :v

Saya memang sering sekali melewatkan sesi-sesi foto, mulai dari sesi foto angkatan, foto kelas, foto bareng teman yang baru selesai sidang, foto asisten dan praktikan di akhir sesi praktikum, foto bareng pembicara di forum, foto bareng keluarga pas lebaran, foto bareng tim proyekan, dll dll. Dan.. semoga di kesempatan seterusnya teman-teman bisa paham kalau saya tidak berkenan untuk difoto maupun memfoto.

(Q: terus ngapain ini prinsip kamu umumin segala, Mar?)

Gini, jadi Continue reading

Saat si doi ‘keras kepala’

Doi? saha doi teh?

Maaf judulnya agak annoying sepertinya. hehe. Oke, mari kita sepakati secara sepihak mengenai maksud dari kata ‘doi’ yang akan kita gunakan dalam artikel ini. Doi yang saya maksud adalah orang-orang yang pernah meminta saran kepada kita untuk menyelesaikan masalah atau mengambil keputusan.

Pernah punya doi alias teman yang sering curhat tentang sesuatu atau minta saran? Pasti pernah. Nah kalau teman yang minta saran tapi sehabis itu saran kita malah ga diturutin? Mungkin sebagian ada yang pernah dan ada yang tidak. However, kadang kita akan menganggap ‘keras kepala dan menyebalkan’ seseorang yang minta saran tapi kemudian ambil keputusan ga sesuai saran. Istilahnya mah, cape gawe teu kapake. Udah capek-capek berpikir untuk memberi saran, eh malah ga dipake. Tau ga sih, mikir tuh capek dan perlu tenaga. Huft.. lelah. (loh, ini kok saya yang jadi emosi?)

Continue reading

Semua Ada Usahanya

Saya sering sekali iri kepada teman-teman saya yang entah kenapa pinternya ga ketulungan, bimbingan dengan profesor yang jadi bapaknya salah satu keilmuan teknik industri di Indonesia dan di semester 7 udah ambil data (eh maaf salah fokus. Untuk teman yang satu ini, saya sedikit iri), tapi yang jauh lebih membuat saya iri adalah teman yang peningkatan kapasitas dan ilmu agamanya benar-benar pesat..

Saya seringkali iri melihat teman saya yang begitu telaten dalam menulis, mengutip dari berbagai buku, dan dari berbagai Bahasa, seolah tidak pernah kehabisan ide untuk membuat catatan dan memberi manfaat bagi orang lain. Sedangkan saya hampir tidak pernah bisa menerbitkan tulisan yang berkualitas hiks (makanya disembunyiin di blog, hahaha)

Saya iri dengan teman saya yang dahulu masih terbata-bata membaca kitab berharakat kemudian sekarang lancar jaya sejahtera membaca kitab gundul, sedangkan saya dari dahulu sampai sekarang tetap bengong ketika berhadapan dengan huruf-huruf arab yang rapi nan imut berjejer.

Saya juga iri dengan teman saya yang dahulu Continue reading

Semangat!

Suatu hari tiba-tiba random mencari nama ibu sendiri di FB, ternyata akunnya sudah lama dihapus.. yang ada hanyalah sebuah grup les dahulu ummi mengajar.

.

.

 

Melihat grup itu, melihat perbincangan para santri, melihat percakapan mereka, tersirat ummi yang begitu semangat, teringat perjuangan dan pengorbanan ummi untuk mengajar, jauhnya jarak, ringkihnya badan, semua tanggung jawab di rumah…  tiba-tiba saya serasa dicambuk seketika.

Sesungguhnya saya sangat tidak pantas untuk bermalas-malasan dalam menuntut ilmu sekarang. Ada cita-cita yang harus saya perjuangkan. Ada semangat mengajar yang harus saya lanjutkan. Ada titipan dan amanah yang harus saya jaga. Ada pengabdian yang tak boleh saya sia-siakan.

Ketahuilah wahai diri, pengabdian itu harus tetap dilanjutkan. Cita-cita itu tak akan pernah bisa diraih dengan kemalasan dan kengganan.

 

Waktu untuk mengumpulkan bekal amat sedikit sedangkan perjalanan yang harus ditempuh amat sangat panjang.

Ya Rabbi..

Iman Kepada Takdir [Part 1]

Bismillahirrahmanirrahim

Semburat oranye yang terlukis di langit sore oleh cahaya mentari selalu membawa cerita tentang semua yang terjadi sejak pagi, mulai dari ketika manusia terbangun dari tidur-tidurnya, menghadap Allah Ta’ala dalam shalatnya, bergegas menuju hidup penuh perjuangan, meghadapi berbagai realita kehidupan, hingga sore hari pulang membawa senyuman atau mungkin kerutan pada wajah-wajah kelelahan. Saat sore datang, semua telah terlewat menjadi kenangan, menjadi cerita menyenangkan, atau mungkin menegangkan, bahkan penyesalan.

Sahabat, berbicara tentang kejadian-kejadian dalam kehidupan, semua yang terlukis, semua yang terekam, mulai dari yang membuat manusia tersenyum lebar hingga yang menggores hati dan membuat manusia menangis panjang, terkadang membuat kita berpikir, Continue reading

Sepenggal kisah sedih di acara walimah

Bismillahirrahmanirrahim

Efek dua hari berturut-turut ‘terpapar’ alias nyemplung di suatu tempat yang sedang diadakan pernikahan, sebuah catatan kecil yang dahulu seringkali terlintas di pikiran saya yang kini nyaris terlupakan tiba-tiba datang kembali dan mengingatkan akan keberadaanya. Ya, catatan kecil itu adalah sepenggal kesedihan di acara walimah.

Hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun berlalu. Setiap orang perlahan berubah, semakin dewasa, semakin memiliki banyak tanggung jawab, semakin banyak mengambil keputusan untuk masa depan diri sendiri. Dan.. tentu saja, most likely, masa depan itu tidak akan dirajut sendirian, melainkan dijalani bersama partner hidup masing-masing. Maka dari itu penikahan demi pernikahan terus terjadi. Undangan walimah satu demi satu berdatangan (seakan menyindir dan menghimpit para jones ini #eh) Hari ini giliran A menikah, esok hari giliran B, minggu depan C, dan seterusnya.

Berbicara tentang walimah, ada satu hal yang membuat saya sangat sedih dan terkadang menjadi enggan datang pada suatu acara walimah. Continue reading

NASIHAT UNTUK SAHABAT

Sahabat, aku melihatmu kemarin begitu murung. Kau kehilangan rasa syukurmu kepada Allah karena dunia yang hilang dari genggaman tanganmu. Dan kau pandangi orang dengan hati yang kufur lagi lupa. Kau pandangi orang dengan iri, seolah kau yang memiliki musibah terbesar. Seolah kau memiliki kehidupan yang paling menyengsarakan.

Jadi, bolehkah aku berbicara sekarang?

Continue reading

Apakah Manusia Mengira, Bahwa Ia Akan Dibiarkan Begitu Saja?

Wahai yang tersesat dari jalan petunjuk, apakah kau tidak mendengar seruan Dzat yang menuntunmu. Siapa gerangan yang membelamu saat balasan amal telah terlihat jelas yang bisa saja menjadi kesengsaraan selamanya.

Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?

Wahai yang usianya telah ditentukan, semua tutur katanya dicatat, semua niat hatinya diketahui, dan semua gerak-geriknya akan diperhitungkan kapanpun juga, “Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?” (QS. Al-Qiyamah: 36)

Ketahuilah, malaikat pencatat amal selalu hadir, mencatat lisan dan pandanganmu dan semua yang kau lakukan. Ketahuilah bahwa dunia akan beralih ke alam kubur, dan bergitu pula dengan batas waktu, ia akan segera berakhir.

Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?

Ketahuilah bahwa apa yang kau ucapkan selalu dicatat hingga kelak kau tak bisa mengelak. Peringatan telah disampaikan dan Dzat Yang Maha Adil telah menyampaikannya sebelum yang diperingatkan tiba, dan Dia tidak pernah berlaku dzalim.

Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?

Selamatkanlah dirimu sebelum kematian menjemputmu. Jauhi semua larangan karena suara peringatan telah berakhir. Waspadalah terhadap kelalaian karena kematian tidak menerima tukar menukar.

Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?

Kelak kira akan meninggalkan dunia dengan miskin, kelak kita akan meninggalkan dunia tanpa membawa sedikitpun harta benda yang kita kumpulkan.

Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?

Turunlah menuju taqwa, gerakkan tubuhmu yang sekarang masih terlena, tangisi dosa-dosamu yang telah menoreh noktah.

Karena manusia tidak akan dibiarkan begitu saja tanpa pertanggungjawaban.

 

Dikutip dari: Misteri Kematian, Dr. Ahmad Mushtafa Mutawalli (dengan sedikit perubahan)